18 May 2018 03:46
Tags
Salah satu sektor yang tetap menjadi andalan sebagai penopang bertumbuhnya manufaktur dan ekonomi nasional di tahun depan adalah industri makanan dan minuman. Menurut Airlangga Hartarto selaku Mentri Perindustrian mengatakan peran dari sektor tersebut bisa dilihat dari konsisten dan signifikannya kontribusi Produk Domestik Brito atau PDB industri non minyak dan gas serta adanya peningkatan dari realisasi investasi tersebut.
“Oleh karena ini. Kami selaku pemerintah akan berupaya terus untuk menjaga ketersediaan dari bahan-bahan yang dibutuhkan industri makanan dan minuman agar lebih berdaya saing secara global dan produktif.” Tambahnya lagi, “Apalagi sektor ini yang menjadi basis adalah nilai tambah dan akhirnya proses dari hilirasisasi perlu dijamin” kata Airlangga pada keterangan tertulis.
Dan berdasar dari catatan Kementrian Perindustrian bahwa industri makanan dan minuman menyumbangkan 34,95 persen terhadap PDB Industri non-migas. Kemudian hal itu yang menjadikan sektor makanan dan minuman menjadi penyumbang PDB industri paling besar jika dibandingkan dengan subsektor lainnya.
Dan selain itu juga, capaian itu mengalami kenaikan sebanyak 4 persen jika dibandingkan dengan kurun waktu yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan terhadap PDB Nasional kontribusinya 6,21 persen di triwulan ketiga tahun 2017 atau dikatakan naik 3,85 persen jika dibanding periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Berikutnya, jika dilihat dari berkembangnya realisasi investasi, pada sektor industri makanan dan minuman untuk investasi dalam negeri mencapai Rp 27,92 triliun pada triwulan ketiga di tahun 2017. Ini meningkat sekitar 16,3 persen dibanding tahun sebelumnya, dan untuk investasi dari asing mencapai US$ 1,46 miliar.
Untuk menjaga agar pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman tetap tinggi kata Airlangga. Kementrian Perindustrian terus mengupayakan mendorong para pelaku usaha industri makanan dan minuman agar melihat peluang dari pasar dalam negeri dan memanfaatkannya. “Negara kita dengan jumlah penduduk 250 juta lebih, bisa menjadi pasar yang sangat potensial.” tambahnya.
Di samping itu juga, untuk industri makanan dan minuman nasional ini karena jumlahnya banyak sehingga semakin kompetitif. Terbukti dari tidak hanya dari perusahaan berskala besar saja, namun sudah menjangkau ke tingkat kabupaten untuk industri kecil dan menengah. “Bahkan sudah ada yang sampai ke luar negeri atau go international sebagian dari mereka.” tutupnya.